Sunday, April 06, 2008

Sepedaku Rewel

Sepedaku udah beberapa kali ngambek. Pertama, persneling/transmisi gigi nya rusak. Karena emang rumit, ya tak biarin aja. Wong tanah belanda datar2 aja kok :D Terus, rem depan putus. Karena rem belakang masih ada (dan karena malas), aku biarin aja.

Kemudian mur dinamo lampunya (yang nahan supaya dinamo itu bisa di set nempel ban ato ngga) rusak. Karena perlu lampu di malam hari (kalo ga, didenda polisi,hee) jadi segera diperbaiki dengan meminjam tang dari Habib. Untuk beberapa waktu, sepedaku ga rewel.

Apa mau dikata, berikutnya rem belakang putus juga. Terpaksa ke kampus jalan kaki de, daripada terjun ke kanal karena ga ada rem :p Usaha nyari service sepeda, search di internet dan tanya teman. Akhirnya diputuskan mengunjungi Koos Cloosterman, yang buka usaha reparasi dan penjualan sepeda bekas. Ternyata mahal (klo ga salah 20-30 euro untuk perbaikan rem dan transmisi). Klo pake jasa Salama (orang Turki yang jual sepeda bekas), 10 euro untuk rem dan 7 euro untuk transmisi. Jadilah coba janjian sama Salama. Ternyata di malam janjian dia ga datang (ujan deras sih, tapi ditelpon dan di-sms jg ga jawab). Senasib dgn Dwi yang juga janjian dgn dia di hari yg sama siang harinya, untuk ganti ban sepeda. Sampe sama2 pasang status YM, "Salama, kau dimana?" saking desperate-nya, hehehe.

Karena butuh banget, kuputuskan beli kawat/kabel rem tangan aja di toko dekat Roland (toko perlengkapan sepeda dan dart -- hmm,kombinasi yang aneh). Harganya 3 (ato 3,5) euro untuk si kabel, karet pelindung, dan onderdil2 kecil lainnya. Aku yang selama di rumah di Pekanbaru ga pernah nyentuh tukang-menukang dan reparasi lainnya, sekarang harus ngerjain itu, hehehe. Tapi sukses juga kok ;) (cat: cuma rem depan yg diperbaiki krn mudah, hehehe). Dulu Bapakku sering ngajakin perbaiki mobil, motor, dan reparasi2 lainnya, tapi aku ga pernah berminat. Paling2 cuma sesekali aku ikut bantuin. Abangku jauh lebih terampil untuk hal2 itu dibanding aku :D

Sialnya, si dinamo lampu bermasalah lagi. Sekarang ga bisa diperbaiki cuma dengan mengetatkan murnya. Jadi aku pergi ke open market di The Hoven Passage yang buka tiap Selasa untuk beli mur baru sekalian lampu sepeda yang pake batere untuk cadangan. Ternyata mur baru tetap ga bisa nahan dinamo itu. Kuputuskan beli satu mur lagi untuk menggandakan daya jepit (halaah). Pas mo bayar, ternyata si Bapak penjual bilang, ambil aja murnya ga usah bayar. Waaa, baiknya. Emang sih cuma 5 sen, tapi tetap aja menyentuh hati (hyuuk). Orang Belanda ga pelit kok (walo mungkin disanggah orang banyak, khekhekhe. Kasus khusus kali ya).

Walo udah beli 2 mur itu, tetap aja pemalas ngerjainnya. Masih pake lampu batere, khekheke. Segera deh dicoba daya jepit 2 mur itu (alias "Bib, pinjem tang dong.." :p hehehe)