Thursday, August 17, 2006

Merah Putih Berkibar di Dunia Internasional

Waah, akhir-akhir ini banyak banget berita-berita menggembirakan tentang prestasi anak bangsa Indonesia di dunia internasional. Coba kita liat satu-persatu..

Di The 4th World Choir Games (dulu namanya Choir Olympic – Olimpiade Paduan Suara) yang diselenggarakan pada bulan Juli di Xiamen, China, Indonesia meraih 2 champion, 7 medali emas, 22 medali perak, dan 4 medali perunggu!! Elfa Secioria dan timnya berhasil mendapatkan 2 champion (dan 2 medali emas tentunya), serta sebuah medali emas dari kategori lain. PSM-ITB berhasil meraih 2 medali emas dan 2 medali perak. 2 medali emas lain disumbangkan oleh PS Consolatio USU dan PS Vox Angelorum (Jakarta). Info selengkapnya bisa dilihat di website penyelenggara: Musica-Mundi. Momen dimana Bendera Merah Putih berkibar dan Lagu Indonesia Raya dikumandangkan betul-betul bikin merinding. Bangga banget rasanya jadi orang Indonesia. Bisa ngerasa, kita ga kalah lho dengan negara-negara lain..

Belum lama ini juga di milis-milis beredar berita mengenai prestasi Indonesia di Olimpiade Fisika Internasional (IPHO) 2006. Pada acara yang diadakan bulan Juli lalu itu, 5 orang siswa Indonesia berhasil meraih 4 medali emas dan 1 medali perak. Bahkan salah satunya, “yaitu Jonathan Pradana Mailoa, mendapatkan nilai tertinggi (absolute winner) dan meraih predikat eksperimen terbaik di antara seluruh peserta dari 84 negara” . Keren banget ga tuh..!! Hmm, salah satu utusan Indonesia dapat perak ya? Eitt, jangan salah. Yang meraih medali perak itu namanya M. Firmansyah Kasim dan masih SMP lhoo. Sementara saingan-saingannya umumnya udah SMU. Potensi besar bangsa Indonesia untuk kembali berprestasi di olimpiade selanjutnya.

Tidak harus pemuda-pemudi, anak-anak juga dapat meraih suatu prestasi Internasional. Buktinya "teater anak-anak Tanah Airku pimpinan Jose Rizal Manua berhasil meraih medali emas dalam festival teater anak-anak tingkat dunia di Lingen, Jerman".

Namun di antara prestasi-prestasi Indonesia itu ada peristiwa yang cukup perlu disayangkan. Sebuah momen lagi, dimana Indonesia dapat kembali menunjukkan bahwa Indonesia juga memiliki akademisi yang berprestasi, berlalu dengan sia-sia. Tim Olimpiade Matematika Indonesia yang direncanakan akan ikut bertanding bulan Juli lalu di Slovenia gagal berangkat. Gagal kenapa? Ya ampun, ternyata karena visa keberangkatan mereka terlambat keluar. Ck ck ck.. Sayang banget ya.. Padahal pastinya mereka udah mempersiapkan diri untuk olimpiade itu. Sampe karantina segala lhoo..

Hmm, seandainya saya ini Presiden, pengen banget rasanya supaya potensi-potensi berprestasi di ajang internasional ini diperhatikan dengan baik. Kan ga mungkin banget untuk acara-acara sebesar itu mereka mempersiapkan diri hanya dalam waktu singkat. PSM-ITB saja sudah mempersiapkan keberangkatan tim sejak bulan Juli tahun 2005. Itu artinya setahun sebelum kompetisi, mereka sudah mulai mempersiapkan kepanitiaan, materi lagu-lagu, program latihan, dan mencari dana. Saya yakin tim-tim lain juga sama. Tim olimpiade Fisika dan Matematika pasti sudah melakukan seleksi siswa-siswa yang akan dibina sampai harus dikarantian sebelum memberangkatkan mereka. Tim Elfa Secioria sudah mengungkapkan kalo masalah dana untuk berangkat merupakan salah satu persoalan utama yang harus dihadapi. Sama saja dengan PSM-ITB yang diberitakan masih membutuhkan banyak dana setelah konser pra kompetisi yang diadakan di ITB.

Semestinya saya sebagai presiden dapat mengetahui berbagai program-program berskala Internasional ini dari rekan-rekan yang bekerja di pemerintahan. Dan kemudian dengan bantuan rekan-rekan tersebut dapat memberikan bantuan sesuai dengan bidang kerja masing-masing. Yah, mungkin memang berbagai bencana alam yang dihadapi Indonesia tahun ini akan memperumit pekerjaan sebagai Presiden. Tapi hal-hal pendukung seperti visa, dana, transportasi, akomodasi selama kompetisi-kompetisi tersebut tidak seharusnya menggagalkan kesempatan Indonesia meraih prestasi Internasional.

Eh, bagaimana kalau banyak pihak yang menuntut pemerintah untuk mendanai kegiatan mereka ke luar negeri? Kan tidak adil kalau sebuah tim didanai tapi tim lain tidak? Hmm.. Kalau untuk itu rasanya bisa dirancang sebuah mekanisme untuk mengenali program mana yang memang berpotensi untuk berprestasi di luar negri, dan bukan sekedar jalan-jalan saja. Salah satunya dengan melihat prestasi mereka di tingkat nasional terlebih dahulu. Prestasi yang konsisten di dalam negri bisa menjadi salah satu ukuran. Selain itu pemerintah pasti dapat bekerja sama dengan pihak-pihak kompeten untuk menilai apakah sebuah tim layak mewakili Indonesia di ajang Internasional, bahkan mungkin turut serta melakukan pembinaan. Asal saja hal ini ga jadi ajang kecurangan, suap-menyuap, dan sejenisnya.

Saya yakin kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan dengan baik sejak jauh-jauh hari itu dapat semakin mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia Internasional.

Sumber kutipan:
www.musica-mundi.com
www.indonesia.go.id
www.kapanlagi.com
www.depkominfo.go.id
www.detikhot.com
www.itb.ac.id

Merdeka!!


Judul: Merdeka berarti bahagia BERSAMA
Tanggal: 22 Oktober 2005
Lokasi: Bandung
Keterangan:
Pernah ikut acara pelantikan untuk bergabung dengan suatu organisasi? Biasanya proses menjadi calon anggota merupakan proses yang panjang dan menguras energi. Tapi biasanya setelah dilantik, semua rasa bosan, capek, dan lain-lain berubah menjadi rasa lega dan bahagia.. Apalagi kalau hal itu dirasakan bersama-sama dengan rekan seperjuangan dan panitia yang menjadi pembimbing. Beneran lho, pembimbing.. Bukan senior sok galak, hehehe..

Foto di atas diambil saat acara Festival Mini Paduan Suara Mahasiswa ITB. Acara ini merupakan acara puncak Program Penerimaan PSM-ITB. Dimana lagu-lagu yang telah dilatih oleh calon anggota baru, dibawakan dalam bentuk kompetisi kecil. Setelah Festival Mini dilangsungkan, calon anggota baru dilantik dan bersama-sama dengan para senior bersenang-senang di lokasi wisata yang menjadi tempat Festival Mini.

Nah, sewaktu kita semua bisa belajar sesuatu yang baru, saling menyesuaikan satu dengan yang lain dalam satu tim, berkompetisi dengan tim lain, mencapai suatu prestasi, dan kemudian berbahagia BERSAMA itulah saat merdeka!